ISIS Latih Anak-anak Indonesia Berperang di Suriah
anak Indonesia sedang memegang senapan pemburu di sebuah sekolah jihad
muncul dalam tayangan video. Hal ini dianggap sebagai upaya Negara Islam
(ISIS/NI) untuk menarik anggota baru di kalangan penduduk muslim
terbesar di dunia tersebut.
Video, yang di-upload baru-baru ini ke website ISIS/IS khusus bahasa Indonesia dan Malaysia, al-Azzam Media, menggambarkan anak-anak muda yang berbahasa Indonesia belajar bahasa Arab dan menjalankan pelatihan senjata dan seni bela diri. Mereka mengatakan tidak takut menghadapi "musuh-musuh Allah" dan berjanji untuk memastikan bahwa hukum Islam diterapkan dan menjadi "mujahidin" atau pejuang suci. Beberapa anak itu diperkirakan berusia 10 tahun atau kurang.
Ahli antiteror Indonesia, Sidney Jones, mengatakan ia percaya sekolah tersebut berada di wilayah yang dikendalikan ISIS, kemungkinan besar di Suriah, dan orang tua anak-anak ini telah berada di sana untuk melakukan perlawanan. "Kita tahu sekolah itu berlangsung untuk sementara waktu," kata Jones dari Analisis Kebijakan Konflik Institute (IPAC) yang berbasis di Jakarta, dikutip dari WAtoday.
"Kami tidak tahu persis di mana itu, tapi kita tahu bahwa keluarga telah pergi dari Indonesia setidaknya sejak Maret 2014. Dan mereka hampir pasti bergabung dengan anak-anak Malaysia juga," ujarnya lebih lanjut.
Jones mengatakan salah satu daya tarik bagi masyarakat miskin radikal dari keluarga Indonesia adalah tawaran sekolah gratis bagi anak-anak mereka. "Ini (video dan situs) adalah cara yang kita pikir sebagai upaya untuk membangun ISIS dari komponen Malaysia-Indonesia," katanya.
Sebuah pasukan khusus Indonesia dan Malaysia dalam ISIS, yang dikenal sebagai Katibah Nusantara, telah dibentuk untuk membuat orang-orang dari Asia Tenggara merasa nyaman berada di Suriah dan Irak. "Pasukan melakukan pertempuran melawan pejuang Kurdi, dan mereka berpikir sedang berjuang untuk mereka sendiri," kata Jones.
Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia telah memblokir video dan meminta YouTube menghapusnya. Polisi kontra-terorisme Indonesia mengatakan sekitar 135 orang telah melakukan perjalanan untuk berjuang bersama ISIS.
Video, yang di-upload baru-baru ini ke website ISIS/IS khusus bahasa Indonesia dan Malaysia, al-Azzam Media, menggambarkan anak-anak muda yang berbahasa Indonesia belajar bahasa Arab dan menjalankan pelatihan senjata dan seni bela diri. Mereka mengatakan tidak takut menghadapi "musuh-musuh Allah" dan berjanji untuk memastikan bahwa hukum Islam diterapkan dan menjadi "mujahidin" atau pejuang suci. Beberapa anak itu diperkirakan berusia 10 tahun atau kurang.
Ahli antiteror Indonesia, Sidney Jones, mengatakan ia percaya sekolah tersebut berada di wilayah yang dikendalikan ISIS, kemungkinan besar di Suriah, dan orang tua anak-anak ini telah berada di sana untuk melakukan perlawanan. "Kita tahu sekolah itu berlangsung untuk sementara waktu," kata Jones dari Analisis Kebijakan Konflik Institute (IPAC) yang berbasis di Jakarta, dikutip dari WAtoday.
"Kami tidak tahu persis di mana itu, tapi kita tahu bahwa keluarga telah pergi dari Indonesia setidaknya sejak Maret 2014. Dan mereka hampir pasti bergabung dengan anak-anak Malaysia juga," ujarnya lebih lanjut.
Jones mengatakan salah satu daya tarik bagi masyarakat miskin radikal dari keluarga Indonesia adalah tawaran sekolah gratis bagi anak-anak mereka. "Ini (video dan situs) adalah cara yang kita pikir sebagai upaya untuk membangun ISIS dari komponen Malaysia-Indonesia," katanya.
Sebuah pasukan khusus Indonesia dan Malaysia dalam ISIS, yang dikenal sebagai Katibah Nusantara, telah dibentuk untuk membuat orang-orang dari Asia Tenggara merasa nyaman berada di Suriah dan Irak. "Pasukan melakukan pertempuran melawan pejuang Kurdi, dan mereka berpikir sedang berjuang untuk mereka sendiri," kata Jones.
Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia telah memblokir video dan meminta YouTube menghapusnya. Polisi kontra-terorisme Indonesia mengatakan sekitar 135 orang telah melakukan perjalanan untuk berjuang bersama ISIS.
0 comments:
Post a Comment