Banyak Imigran Syiah Lakukan Praktik Prostitusi
Anggota Peneliti Rumah Dakwah Riau, Roni Candra membenarkan berita tentang kebiasaan sejumlah kaum perempuan di Pekanbaru, yang menggandeng para imigran Syiah (menetap di rumah detensi imigran yang berlokasi di belakang Purna MTQ, Pekanbaru, red) sebagai pasangan kencan.
Roni menuturkan dari hasil pemantauan yang dilakukan tim peneliti Rumah Dakwah Riau, apa yang para imigran lakukan memang besar terindikasi ke arah praktik prostitusi atau tindakan amoral.
“Indikasi ke arah prostusi sangat banyak, biasanya mereka (para imigran Syiah) didatangi dekat penampungan-penampungan dan dijemput menggunakan mobil,” kata Roni kepada Hidayatullah.com, Kamis (12/93).
Roni mengatakan, pihaknya sudah mengunjungi Kepala Rudenim Pekanbaru. Namun, lanjutnya, meski sudah banyak laporan dari berbagai pihak maupun media yang telah memberitakan kasus itu, respon Kepala Imigrasi sampai saat ini masih biasa saja.
“Tanggapan Kepala Rudenim normatif saja. Jika ada warga yang melihat langsung laporkan saja,” ujar Roni yang juga aktif sebagai Humas Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Pekanbaru.
Roni juga menyampaikan sikap Pemerintah Daerah sendiri terkait kasus tindakan amoral imigran Syiah itu baru sebatas melakukan razia-razia saja.
“Ada sebuah café di sekitaran jalan tangkuban perahu, dimana café tersebut memang banyak menampung para imigran, tempat mereka ngumpul, dan kegiatannya mengindikasikan ke arah prositusi atau tindakan amoral. Bahkan saya dapat laporan dari warga sekitar, café tersebut milik warga Iran yang menikah dengan warga Pekanbaru,” pungkas Roni.
Hingga saat ini kedatangan imigran gelap dari sejumlah negara di Pekanbaru, Riau, semakin menjadi persoalan. Jumlah imigran yang kabarnya sudah mencapai angka 1.000-an orang itu menjadi sorotan banyak pihak, tak terkecuali pemerintah daerah setempat.
Pasalnya, mereka bisa bebas berkeliaran di jalan-jalan. Kabar tak sedap pun tersiar, di antara mereka terlibat dalam praktik ilegal, semacam prostitusi, dan penyebaran ajaran Syiah.
Belakangan muncul pula kabar tentang kebiasaan sejumlah kaum perempuan di Pekanbaru yang menggandeng para imigran Syiah itu sebagai teman kencan. (hidayatullah. com)
Anggota Peneliti Rumah Dakwah Riau, Roni Candra membenarkan berita tentang kebiasaan sejumlah kaum perempuan di Pekanbaru, yang menggandeng para imigran Syiah (menetap di rumah detensi imigran yang berlokasi di belakang Purna MTQ, Pekanbaru, red) sebagai pasangan kencan.
Roni menuturkan dari hasil pemantauan yang dilakukan tim peneliti Rumah Dakwah Riau, apa yang para imigran lakukan memang besar terindikasi ke arah praktik prostitusi atau tindakan amoral.
“Indikasi ke arah prostusi sangat banyak, biasanya mereka (para imigran Syiah) didatangi dekat penampungan-penampungan dan dijemput menggunakan mobil,” kata Roni kepada Hidayatullah.com, Kamis (12/93).
Roni mengatakan, pihaknya sudah mengunjungi Kepala Rudenim Pekanbaru. Namun, lanjutnya, meski sudah banyak laporan dari berbagai pihak maupun media yang telah memberitakan kasus itu, respon Kepala Imigrasi sampai saat ini masih biasa saja.
“Tanggapan Kepala Rudenim normatif saja. Jika ada warga yang melihat langsung laporkan saja,” ujar Roni yang juga aktif sebagai Humas Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Pekanbaru.
Roni juga menyampaikan sikap Pemerintah Daerah sendiri terkait kasus tindakan amoral imigran Syiah itu baru sebatas melakukan razia-razia saja.
“Ada sebuah café di sekitaran jalan tangkuban perahu, dimana café tersebut memang banyak menampung para imigran, tempat mereka ngumpul, dan kegiatannya mengindikasikan ke arah prositusi atau tindakan amoral. Bahkan saya dapat laporan dari warga sekitar, café tersebut milik warga Iran yang menikah dengan warga Pekanbaru,” pungkas Roni.
Hingga saat ini kedatangan imigran gelap dari sejumlah negara di Pekanbaru, Riau, semakin menjadi persoalan. Jumlah imigran yang kabarnya sudah mencapai angka 1.000-an orang itu menjadi sorotan banyak pihak, tak terkecuali pemerintah daerah setempat.
Pasalnya, mereka bisa bebas berkeliaran di jalan-jalan. Kabar tak sedap pun tersiar, di antara mereka terlibat dalam praktik ilegal, semacam prostitusi, dan penyebaran ajaran Syiah.
Belakangan muncul pula kabar tentang kebiasaan sejumlah kaum perempuan di Pekanbaru yang menggandeng para imigran Syiah itu sebagai teman kencan. (hidayatullah. com)
0 comments:
Post a Comment